BAB VII
MEMBUAT ACUAN DAN PERANCAH
TANGGA
A. Jadwal dan Tempat Praktek
1. Hari / Tanggal : Selasa / 3 Juni 2008
2. Waktu : 09.00 – selesai
3. Tempat :
Form Work Area Laboratorium Konstruksi
Politeknik
Negeri Padang
B. Tujuan Praktek
Pada akhir
praktek mahasiswa dapat :
1. Merencanakan tangga yang ideal ssesuai
dengan bentuk yang diinginkan
2. Membuat cetakan dan acuan perancah tangga
3. Menentukan optrede dan antrede serta
banyaknya anak tangga yang akan dibuat.
4. Menyetel cetakan anak tangga sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan.
5. Dapat mengatasi persoalan – persoalan yang
timbul pada saat pelaksanaan praktek.
6. Mengetahui langkah kerja yang efektif pada
saat pemasangan acuan pelat lantai dengan baik dan benar.
7. Terampil dalam menggunakan peralatan yang
diperlukan.
C.
Referensi
1. Ing R. Sagel, Ing P. Kole dan Ir. Gideon
H. Kusuma, M Eng, Pedoman Pengerjaan Beton , Erlangga, Jakarta 1994.
2. SNI 2002
3. Zainal A. Z. B. A. E, Membangun Rumah, PT
Gramedia, Jakarta, 1984.
D.
Dasar Teori
Pada
dasar teori tangga
hampir sama dengan
dasar teori pelat
lantai, karena harus sama – sama
memperhitungkan kekuatan dan daya lentur momennya serta tegangan tumpuan dari
tangga bagian bawah ( dasar tangga / ujung bawah tangga ). Ketebalann tangga
juga ditetapkan dan distandarkan adalah berkisar antara 10 cm – 15 cm tetapi
kebiasaan yang diterapkan adalah 12 cm. Ditetapkan sedemikian rupa untuk
mengingat gaya dan momen yang diterima oleh tumpuan tangga. Seandainya lantai
tangga agak terlalu tebal tentu saja tumpuan tangga dari berat sendiri belum
lagi ditambah beban tambahan ( beban hidup dan benda lain yang berada diatasnya
).
Dalam pembuatan perencanaan tangga harus
diperhatikan untuk mengetahui dan mengerti akan bentuk tangga yang ada
kesetimbangan dan keserasian untuk menjaga kestabilan dan keindahan untuk
bentuk tangga tersebut.
Adapun bagian – bagian dari tangga adalah
sebagai berikut :
1. Pondasi Tangga
Pondasi tangga adalah sebagai
dasar tumpuan agar tangga tidak mengalami penurunan dan pergeseran kearah
mendatar.
2. Anak tangga ( Trede )
Anak tangga adalah konstruksi
yang berfungsi untuk berpijak atau melangkah pada arah orizontal atau vertikal.
3. Ibu Tangga ( Boom )
Ibu tangga merupakan bagian
yang berfungsi untuk mendukung anak tangga.
4. Bordes
Bordes adalah suatu antrede
yang mempunyai lebar minimum sama dengan lebar tangga ( Antrede yang terpanjang
). Fungsinya adalah :
a. Sebagai tempat istirahat / berhenti
sementara
b. Sebagai daerah belokan / putar
5. Pegangan Tangga
a. Ditinjau dari segi bahan yang digunakan
Ø Tangga kayu
Ø Tangga besi / baja
Ø Tangga beton
b. Ditinjau dari segi bentuknya
Ø Tangga yang berbentuk lurus
Ø Tangga dengan belokan 90o
Ø Tangga dengan belokan 180o
Ø Tangga dengan belokan 270o
Ø Tangga dengan belokan 360o
Ø Tangga lengkung
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan tangga :
1. Penempatan tangga diletakkan sedemikian
rupa sehingga mudah ditemukan
2. Ruangan untu tangga dibatasi sekecil
kecilnya atau sesuai syarat yang ditentukan
3. Tempat tangga harus mendapatkan sinar
matahari yang cukup pada siang hari.
4. Bentuk dibuat sederhana dan konstruksi
yang mudah.
Perencanaan tangga dibutuhkan data – data antara lain :
1. Jenis material tangga ( kayu, baja dan
beton )
2. Bentuk tangga
3. Ukuran Antredre dan optrede
Rumus umum untuk mengetahui
dari optrede dan antrede
Ø 2 Optrede + Antrede = berkisar antara ( 60
cm – 70 cm )
Ø Optrede x Antrede = berkisar antara ( 400
cm – 450 cm )
Ø Jika Optrede = n maka An = n – 1
Dalam praktek ini ukuran tangga adalah sebagai berikut :
a. Tinggi lantai adalah 283 cm
b. Jika
iambil lebar Antrede 20 cm dan tangga dibuat dengan belokan 90o dengan tinggi bordes
140 dari lantai dasar
c. Maka Optrede 140 cm / 20 cm = 7 anak tangga
s.d. bordes
d. 2*Op + An = berkisar antara ( 60 cm – 70 cm
)
2*20 cm + An = 68 cm
40 cm + An = 68 cm
Antrede = 68 cm – 40 cm
Antrede = 28 cm
e. Lebar tangga = 6 x 28 cm
Lebar tangga = 168 cm
f. Lebar bordes = 100 cm
E. Bahan – bahan yang dibutuhkan
1. Multiplek
2. Kayu dengan ukuran 6/12
3. Kayu ukuran 5/7
4. Papan 2/20
5. Paku dengan ukuran 1,5 inci – 3 inci
6. benang
F.
Peralatan yang digunakan
1. Pensil / pena
2. Siku – siku
3. Unting – unting
4. Waterpass
5. Metera
6. Rol meter
7. Palu
8. Gergaji
9. Kuku kambing
10. Kapak
G.
Keselamatan Kerja
1. Menempatkan peralatan pada tempatnya (
Tool Box )
2. Memakai pakaian kerja / praktek lengkap
dengan sepatu kerja serta helm
3. Konsentrasi pada saat bekerja
4. Menempatkan bahan – bahan pada tempat yang
cocok sehingga tidak mengganggu selama bekerja
H.
Langkah Kerja
1. Memahami gambar, menentukan jarak antara
titik bangunan dengan titik lokasi
2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang
akan digunakan.
3. Pelajari gambar kerja dan mengkalkulasi
kebutuhan bahan.
4. Memotong, membelah dan mengetam kayu
tersebut dengan teliti yang sesuai dengan dengan ukuran yang dibutuhkan.
5. Rangkailah papan – papan sebagai sisi
tegak cetakan tangga.
6. Berdirikan tiang – tiang acuan tangga
tersebut.
7. Membuat bordes dengan ukuran 100 cm x 100
cm dengan tinggi 140 cm
8. Rentangkan benang pada acuan untuk pedoman
membuat kemiringan tangga dan gelagar acuan tangga.
9. Pakukan gelagar acuan balok dan tangga
pada tiang – tiang acuannya dengan berpedoman kepada benang yang telah
direntangkan, kemudian diskor.
10. Papan cetakan balok dan multiplek ( lantai
tangga ) dipakukan pada gelagar – gelagarnya, kemudian diskor.
11. Sisi – sisi tegak tangga dipakukan pada
sisi bawah cetakan – cetakan tersebut, selanjutnya diperkuat dengan papan –
papan penguat. Untuk sisi tegak tangga digambar untuk memudahkan pemasangan.
12. Langkah terakhir adalah memakukan papan –
papan optrede dan diperkuat dengan papan – papan penguat.
I. Gambar
hmm saya minta ukuran2.a doonng :O
BalasHapus